Filler menjadi prosedur kecantikan yang semakin populer untuk memperbaiki kontur wajah dan mengurangi tanda-tanda penuaan. Namun, seperti halnya prosedur medis lainnya, filler juga memiliki risiko gagal. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui tanda-tanda filler gagal agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat.
Apa Itu Filler?
Filler adalah prosedur non-bedah yang melibatkan penyuntikan bahan pengisi (biasanya asam hialuronat) ke dalam kulit untuk menambah volume dan memperbaiki kontur wajah. Prosedur ini sering digunakan untuk:
- Mengisi garis-garis halus dan kerutan
- Meningkatkan volume bibir
- Mengangkat pipi yang kendur
- Meniruskan dagu
Tanda-tanda Filler Gagal
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda berikut setelah menjalani prosedur filler, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter:
- Pembengkakan atau benjolan yang tidak kunjung hilang: Pembengkakan ringan adalah hal yang normal setelah prosedur filler, namun jika pembengkakan semakin parah atau muncul benjolan yang keras, ini bisa menjadi tanda adanya komplikasi.
- Nyeri atau ketidaknyamanan yang terus-menerus: Rasa sakit ringan adalah hal yang wajar setelah prosedur, tetapi jika rasa sakit semakin parah atau tidak kunjung hilang, ini bisa menjadi tanda infeksi atau masalah lainnya.
- Perubahan warna kulit: Jika kulit di area yang disuntik filler menjadi merah, ungu, atau berubah warna, ini bisa menjadi tanda kerusakan jaringan atau infeksi.
- Mati rasa atau kesemutan: Jika Anda mengalami mati rasa atau kesemutan di sekitar area yang disuntik filler, ini bisa menjadi tanda kerusakan saraf.
- Migrasi filler: Filler yang berpindah dari tempat suntikan ke area lain dapat menyebabkan perubahan bentuk wajah yang tidak diinginkan.
- Infeksi: Tanda-tanda infeksi meliputi kemerahan, bengkak, nyeri, demam, dan keluarnya nanah.
Penyebab Filler Gagal
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan filler gagal antara lain:
- Keahlian dokter: Dokter yang tidak berpengalaman atau tidak terlatih dengan baik dapat menyebabkan kesalahan penyuntikan.
- Jenis filler: Kualitas filler yang digunakan juga sangat berpengaruh. Filler yang tidak berkualitas atau sudah kedaluwarsa dapat menimbulkan komplikasi.
- Jumlah filler: Penyuntikan filler yang terlalu banyak dapat menyebabkan hasil yang tidak alami dan meningkatkan risiko komplikasi.
- Kondisi kesehatan: Beberapa kondisi medis, seperti gangguan perdarahan, dapat meningkatkan risiko komplikasi setelah prosedur filler.
Pencegahan
Untuk meminimalkan risiko gagal, pastikan Anda memilih dokter yang berpengalaman dan memiliki sertifikasi yang lengkap. Konsultasikan secara detail dengan dokter mengenai harapan Anda dan tanyakan mengenai risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.